Tampilkan postingan dengan label ceritabergambar. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ceritabergambar. Tampilkan semua postingan

Kamis, 21 Agustus 2025

Kisah Timun Mas dan Raksasa Hijau


Esse Cerpen - Di sebuah desa yang subur di tanah Jawa, hiduplah seorang nenek tua bernama Mbok Srini. Mbok Srini sangat baik hati, tapi ia merasa kesepian karena tidak punya anak. Setiap hari, ia berdoa kepada Tuhan agar diberi seorang anak.

Suatu malam, saat bulan bersinar terang, Mbok Srini bermimpi. Dalam mimpinya, ia didatangi raksasa hijau yang besar dan menakutkan. Tapi raksasa itu berkata, “Mbok Srini, jika kamu ingin punya anak, pergilah ke gunung. Di sana, kamu akan menemukan sebuah mentimun besar berwarna keemasan. Petiklah mentimun itu dan bawalah pulang.”

Mbok Srini terbangun dengan perasaan senang bercampur bingung. Apakah mimpinya itu nyata? Pagi-pagi sekali, ia memutuskan untuk pergi ke gunung seperti yang dikatakan raksasa dalam mimpinya.

Setelah berjalan cukup jauh, Mbok Srini akhirnya menemukan sebuah kebun timun yang aneh. Di tengah-tengah kebun itu, ada satu mentimun yang sangat besar, warnanya kuning keemasan, dan berkilau seperti disinari matahari. Mbok Srini teringat mimpinya, lalu dengan hati-hati ia memetik mentimun itu dan membawanya pulang.

Sesampainya di rumah, Mbok Srini membelah mentimun emas itu. Betapa terkejutnya Mbok Srini! Di dalam mentimun itu, bukan biji timun yang ia temukan, melainkan seorang bayi perempuan yang cantik jelita! Bayi itu tersenyum manis kepadanya. Mbok Srini sangat gembira. Ia memberi nama bayi itu "Timun Mas"

Tahun demi tahun berlalu, Timun Mas tumbuh menjadi gadis yang cantik dan baik hati. Mbok Srini sangat menyayanginya. Namun, Mbok Srini tak pernah lupa akan janji yang dulu ia buat pada raksasa hijau. Ingat, raksasa itu pernah bilang, jika Timun Mas sudah besar, ia akan datang untuk mengambilnya sebagai santapan! Mbok Srini menjadi cemas dan ketakutan.

Suatu hari, raksasa hijau benar-benar datang! Ia menggedor-gedor pintu rumah Mbok Srini dengan suara menggelegar. “Mbok Srini! Mana Timun Mas? Sekarang dia sudah besar, sudah waktunya aku mengambilnya!”

Mbok Srini sangat ketakutan, tapi ia mencoba menenangkan Timun Mas. “Timun Mas, lari! Lari secepatnya! Jangan takut!” Mbok Srini kemudian memberikan empat bungkusan kecil kepada Timun Mas. “Ini, Nak. Gunakan ini kalau kamu dalam bahaya!”

Timun Mas segera berlari keluar dari pintu belakang rumah. Raksasa hijau yang marah segera mengejarnya. Dengan langkah kakinya yang panjang dan besar, raksasa itu semakin mendekat.

Timun Mas merasa terengah-engah. Ia membuka bungkusan pertamanya dan melemparkan biji timun yang ada di dalamnya. Ajaib! Seketika itu juga, tanah di belakang Timun Mas berubah menjadi kebun timun yang sangat luas dan lebat. Raksasa hijau kesulitan mengejar karena kakinya terjerat sulur-sulur timun. Ia harus berjuang keras untuk keluar dari kebun itu.

Tapi raksasa hijau itu sangat kuat. Setelah berhasil lolos, ia kembali mengejar Timun Mas. Timun Mas panik, ia membuka bungkusan kedua dan melemparkan jarum-jarum ke belakang. Seketika, jarum-jarum itu berubah menjadi hutan bambu yang sangat lebat dan runcing. Raksasa hijau berteriak kesakitan karena kakinya tertusuk bambu-bambu runcing.

Namun, raksasa itu tak menyerah. Dengan marah, ia menerobos hutan bambu itu dan kembali mengejar Timun Mas. Timun Mas sudah mulai kehabisan napas. Ia membuka bungkusan ketiga dan melemparkan garam yang ada di dalamnya. Ajaib! Seketika itu juga, tanah di belakang Timun Mas berubah menjadi lautan lumpur yang luas dan mendidih! Raksasa hijau terperosok ke dalam lumpur panas itu. Ia berteriak-teriak minta tolong, tapi kakinya semakin dalam terbenam.

Melihat raksasa itu masih berusaha keluar, Timun Mas teringat bungkusan terakhir. Ia segera melemparkan terasi ke arah raksasa. Dan syuuut! Seketika, lumpur panas itu berubah menjadi danau belerang yang mendidih dan mengeluarkan asap tebal! Raksasa hijau itu akhirnya tenggelam dan tak bisa muncul lagi.

Timun Mas sangat lega. Ia sudah berhasil lolos dari kejaran raksasa jahat itu. Dengan sisa tenaganya, ia kembali pulang ke rumah Mbok Srini. Mbok Srini memeluk Timun Mas erat-erat. Mereka berdua sangat senang dan bersyukur. Sejak hari itu, Timun Mas dan Mbok Srini hidup bahagia tanpa rasa takut lagi.


Postingan Populer